Dampak Kebijakan Sekolah Untuk Bersekolah Dengan Normal
Pelaksanaan tatap muka (dok. Pribadi)
Oleh : Firdasari Wulandari
Peserta Lomba Jurnalistik Asal SMP 10 Kendari
LABRITA.ID - Setelah sekian lama pandemic menerjang seluruh dunia akhirnya kita telah berhasil melewati pandemic ini ,banyak hal yang terjadi selama pandemic ini berlangsung ,pandemic ini memiliki dampak positif dan negatif untuk pelajar ketika bersekolah dirumah atau secara daring.
Seperti yang kita sudah ketahui bahwa sekarang ini kita memasuki tahap new normal dan pasti banyak yang belum terbiasa untuk kembali beraktivitas di luar rumah karena setelah 2 tahun lamanya kita berada di rumah dan akhirnya banyak kegiatan yang kita bisa lakukan di luar rumah ,khususnya bagi kita pelajar.
Setelah sekian lama akhirnya kita para pelajar bersekolah kembali secara tatap muka dan melihat lingkup sekolah yang selama ini kita ingin liat ,bagi kita pelajar ini adalah suatu kebahagian karena akhirnya kita bisa belajar secara efisien dan melihat banyak hal secara langsung .
Banyak dari kita merasa bahagia dan sangat senang karena setelah dua tahun lamanya kita bisa bersekolah kembali seperti dahulu kala,banyak sekali dampak positif bagi kita karena telah bersekolah secara tatap muka. Salah satu dampak positifnya adalah kita mulai memiliki banyak teman dan mulai memiliki lingkungan pertemanan yang sangat kita impikan .
Sekolah adalah lembaga pendidikan untuk membentuk watak ,kepribadian dan menimpa ilmu siswa sehingga terbentuklah watak siswa yang berbudi daya luhur . Disisi lain sekolah di pandang masyarakat sebagai suatu yang utuh dan bulat serta memiliki kepribadian sendiri dan menjadi tempat untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar.
Sejak awal September 2021,ruang kelas di sejumlah sekolah mulai di buka. Pemerintah memperbolehkan aktivitas belajar tatap muka setelah beberapa indikator menunjukkan penurunan kasus COVID 19 di Indonesia .Kebijakan pelonggaran aktivitas belajar tatap muka di sekolah. Meskipun dibatasi jumlah siswa di dalam kelas.
Wacana sekolah tatap muka sebenarnya telah di gulir sejak tahun lalu. Namun realisasi sekolah tatap muka baru di tetapkan dan di atur oleh pemerintah. Hingga saat ini ,baru beberapa sekolah yang melaksanakan tatap muka. Aturan ini dikeluarkan menimbang penurunan kasus covid 19 di Indonesia ,akan tetapi tetap diperlukan kewaspadaan dari berbagai pihak dengan adanya lonjakan kasus setelah sekolah tatap muka diperlakukan.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Sejak Usia Dini , Pendidikan dasar,dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dasmen) Kemendikbud Ristek , Jumeri menjelaskan sebanyak 45 % atau sekitar 118.000 sekolah di wilayah PPKM level 1-3 telah menggelar pembelajaran tatap muka secara terbatas atau PTM terbatas.
Mengacu pada data Satuan tugas penanganan covid 19 (Satgas covid 19) menunjukan tingkat positif rangking covid 19 pada anak usia 0-5 tahun mencapai 2,9 persen dengan case fatality rate terbesar 0,5 persen . Sedangkan untuk usia remaja 6-18 tahun, rangking positif covid 19 berada di 10,1% dan case fatality rate menyentuh angka 0,5%.
Banyak yang mendapatkan dampak positif dalam pembelajaran tatap muka. Pertama ,program pembelajaran tatap muka ini juga sebagai bentuk pendidikan kepada anak untuk mengatasi perilaku baru yaitu dengan mengkombinasikan sistem pelajar PTM (pembelajaran tatap muka) terbatas dengan pembelajaran jarak jauh.
Kedua, adanya tuntutan untuk meningkatkan kreativitas guru . Dengan begitu ,guru dapat menyusun cara mengajar yang mengaju kepada kompetensi esensial sehingga bisa dilestarikan dalam kehidupan sehari hari untuk mencari solusi ,terutama pada sisi pembangunan karakter siswa.
Ketiga, program ini membuka kesempatan untuk meningkatkan kerja sama lintas lembaga ,baik itu lembaga pemerintah maupun non pemerintah. Keempat ,PTM (pembelajaran tatap muka )terbatas dapat meminimalisir kesenjaan digital antara satuan pendidikan yang berada di wilayah terjangkau internet dengan baik dan yang tidak dengan begitu para pelajar yang berada di wilayah jangkauan internet tetap mendapatkan pelajaran yang optimal.
“Dukungan dari pemerintah daerah maupun lembaga lain yang concern terhadap pembelajaran tatap muka dalam masa pandemic ini akan meningkatkan kerja sama lintas lembaga”,jelas Katman.
Berbicara soal PTM(pembelajaran tatap muka ) Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset ,dan Teknologi (Mendikbud Ristek ) Nadien Makarin mengatakan , apabila ada daerah tidak bisa menjangkau dan mengalami kesulitan mendapatkan internet ,seharusnya sekolah di daerah itu harus segera menyelenggarakan pembelajaran tatap muka.
Menurut saya banyak dampak positif bagi pelajar saat PTM kita lebih bisa belajar dengan efektif dan lebih paham soal materi dari pada saat pembelajaran online dan semua aktifitas kita masih bisa di pantau guru dan lebih bisa di kontrol oleh guru dan kita dapat bertemu dengan teman kita secara tatap muka.
Dinas Pendidikan Dan Olahraga (Dikmudora ) Kota Kendari melakukan evaluasi pembelajaran tatap muka (PTM) yang dilakukan secara berjadwal beberapa pekan terakhir. Kepala Dinas (Kadis) Dikmudora Kendari , Makmur menjelaskan, hasil evaluasi sementara semua tahapan dan ketentuan yang telah diatur sebelumnya masih dipatuhi oleh pihak sekolah.
“Berjalan dengan baik sesuai prokes yang sudah dan telah di sepakati oleh pemerintah kota Kendari”, ungkapnya, pada Kamis (23/9/2021). Dia mengaku bahwa terkadang pihak sekolah mengeluhkan penyusunan jadwal pelajaran yang belum bisa dilakukan secara bersamaan . Pihak sekolah, lanjut Makmur menginginkan agar proses pembelajaran berlangsung secara normal seperti dahulu sebelum pandemic covid 19 ,namun harus menunggu rekomendasi dari pihak pemeritah dan terkait.
“situasi penanganan pandemic terus terus menunjukkan perbaikan dan tanda tanda baik oleh karena itu ,pemerintah tidak ingin menunda lagi pemercepatan proses PTM terbatas di wilayah yang sudah menerapkan PPKM level 1,2 ,dan 3secara bertahap , tentunya dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan ketat “ kata Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate.
PTM (pembelajaran tatap muka) di kota Kendari ,Sulawesi Tenggara berlangsung pada tiga klarifikasi ,yakni pada sekolah kecil ,sedang dan besar. Berdasarkan pada jumlah siswa pada setiap sekolah.
“saat ini pembelajaran tatap muka kedalam tiga klarifikasi yaitu ,sekolah kecil,sedang,dan besar sesuai jumlah peserta didik pada masing masing sekolah”,kata Makmur kepada wartawan di Kendari , pada Senin ,27 November 2021.
Kebijakan itu di berlakukan oleh Dinas Pendidikan ,Pemuda ,dan Olahraga (Dikmudora) kota Kendari sejak 6 september 2021 dengan pertimbangan saat ini masih dalam situasi pandemic covid 19. Pemberian izin dengan syarat tersebut berlaku pada jenjang pendidikan Taman Kanak –kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan tetap mengikuti protokol kesehatan ( prokes ).
Berdasarkan situasi terakhir , Kota Kendari telah masuk dalam level 2 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan masyarakat ( PPKM ). Kepala Dinas Dikmudora Kendari, Makmur, ,menjelaskan pembagian klarifikasi pembelajaran tatap muka tersebut dimaksudkan untuk menghindari terjadinya penumpukan siswa di sekolah dalam waktu yang bersamaan.
Jumlah peserta didik sebanyak 200 ke bawah diperbolehkan melakukan pembelajaran tatap muka secara penuh. Ini termasuk kategori kecil . Sekolah kategori sedang yang memiliki peserta didik di bawah 500 di beri izin melakukan PTM sebanyak 50%,sedangkan untuk sekolah besar yang peserta didiknya di atas 500 siswa , hanya di perbolehkan melaksanakan PTM sebanyak 30% dari jumlah peserta didik yang ada. Menurut makmur , bagi sekolah yang belum 100 % peserta didiknya melakukan PTM sisanya masih melakukan pembelajaran Daring sesuai dengan pengaturan dari sekolah masing –masing.
“ Peserta didik yang tidak mengikuti pembelajaran tatap muka secara terbatas tetap akses layanan pembelajaranya melalui daring yang di siapkan oleh pihak sekolah”ujar Kepala Dikmudora Kendari Makmur.